Munsyid: Mestica
Tanah dijarah bumi berkuah darah
Kitab dihancur senjatanya dilebur
Istana diroboh maruah diceroboh
Islam seakan terkubur selamanya
Pun begitu kenangan tetap menyala
Pada sisa Rom Parsi yang masih nostalgia
Pada kemeriahan terus dipuja
Darah dan keringat mengumpul semangat
Ketulusannya (pernah) menjulang dunia
Keadilannya (pernah) jua dinikmati
Islam pernah merentasi samudera
Menjejaki benua ke benua
Demi menawarkan sejahtera
Bagaikan air mengalir ke muara
Bagai angin menyisir tanpa henti
Islam tetap kan membara di jiwa
Buat umat di serata dunia
Dulu kini selama-lamanya
Islam bukan pada harta
Bukan jua pada senjatanya
Tapi pada iman di jiwa
Taqwa sebagai perisainya
Menghuni di jiwa penganutnya
Tak kan padam sampai bila-bila
Pasti Islam kan bangun semula
Dengan wajah di celahan hiba
Senyuman kan terukir kembali
Kerna janji sejak bermula
Tidak kan padam cahaya Ilahi
Walau dirantai seribu tirani
Walau dibelenggu seribu tragedi
Islam pasti agung kembali
Kitab dihancur senjatanya dilebur
Istana diroboh maruah diceroboh
Islam seakan terkubur selamanya
Pun begitu kenangan tetap menyala
Pada sisa Rom Parsi yang masih nostalgia
Pada kemeriahan terus dipuja
Darah dan keringat mengumpul semangat
Ketulusannya (pernah) menjulang dunia
Keadilannya (pernah) jua dinikmati
Islam pernah merentasi samudera
Menjejaki benua ke benua
Demi menawarkan sejahtera
Bagaikan air mengalir ke muara
Bagai angin menyisir tanpa henti
Islam tetap kan membara di jiwa
Buat umat di serata dunia
Dulu kini selama-lamanya
Islam bukan pada harta
Bukan jua pada senjatanya
Tapi pada iman di jiwa
Taqwa sebagai perisainya
Menghuni di jiwa penganutnya
Tak kan padam sampai bila-bila
Pasti Islam kan bangun semula
Dengan wajah di celahan hiba
Senyuman kan terukir kembali
Kerna janji sejak bermula
Tidak kan padam cahaya Ilahi
Walau dirantai seribu tirani
Walau dibelenggu seribu tragedi
Islam pasti agung kembali
No comments:
Post a Comment